Sabtu, 15 Oktober 2011

MY CERPEN: PESAN TERAKHIR YANG INDAH


“Aduh, mana sih angkotnya? Lama banget datangnya! Bisa telat nih aku”
Seorang laki-laki dengan motor satria merahnya berhenti di depanku, dia membuka kaca helmnya. ”Vik, mau bareng gak?” ajaknya.
IAN? Kamu kok bisa  lewat sini, rumah kamu kan..
 ”ya udahlah, ga penting. Sekarang buruan naik kalau ga mau telat.” sambarnya.
Tanpa pikir panjang aku sudah duduk di belakang tubuh ian. Kami pun berangkat sekolah bersama.

***
IAN RAMADHAN namanya. Sosok cowok cool yang sedikit misterius tapi juga baik dan ramah, itu yang terbesit di pikiranku tentang ian. Dan jujur aku sangat menyukainya dan selalu memperhatikannya sejak pertama kali mengenalnya di kelas X SMA, dan selama hampir tiga tahun kami selalu sekelas.
Dan salah satu kebiasaannya yaitu duduk sendiri dibawah pohon, taman belakang sekolah, sambil membaca buku. Dan aku biasa duduk di bangku taman tak jauh dari tempat ian, memperhatikannya.
            ”Woi..!! sendirian aja nih.” Arin datang mengagetkanku.
            ”eh, kamu rin. Ngagetin aja.”
            ”hehehe.. maaf deh! Lagian masih siang udah bengong, nanti kesambet lho.”
            ”Daripada kamu. Kerjaannya Cuma keliaran terus ngerjain orang.” balasku.
            ”Biarin aja. Eh vik, kamu ngapain duduk sendirian disini? Kenapa ga disana aja, temani cowok di bawah pohon itu ,tuh!” Arin menggodaku.
            ”Apaan sih kamu rin, ga lucu banget deh!”
            ”Siapa yang ngelawak? Aku Cuma nyuruh kamu nemenin ian. Kan kasian sendirian aja, lebih baik kalau ada temennya. Kamu gitu!”
            ”Maksud kamu aku yang kesana gitu, nyamperin dia. Ga mau ahh..! malu aku, masa cewek yang deketin cowok duluan.” Tolakku.
            ”Ya ampun. vika..vika! Maksudnya kamu mau terus nungguin ian PDKT duluan ke kamu gitu? Kayaknya bakal lama banget tuh nunggunya, secara ian itu orangnya misterius dan ga bisa ditebak!”
            ”Ya mau gimana lagi, rin?”
            ”kok gimana sih! Sekarang kamu temuin dia dan ajak ngobrol apa gitu. Biar nyambung!”
            ”Tapi kan..??”
            ”Aaaahhh... udah sana buruan! Aku bantuin ngomong deh.”       memaksa.
Akhirnya aku pun mengikuti arin yang melangkah duluan ke tempat ian.
            ”Hai, ian. Lagi sibuk ya..?
            ”nggak kok. Emangnya kalian ada perlu sama aku?” jawab ian ramah.
            ”ga ada perlu apa-apa sih, Cuma mau ngajak ngobrol aja. Boleh kan?”
            ”ya udah silahkan! Aku malah senang ada temannya.”
Aku pun duduk di sebelah ian. Jantungku rasanya berdebar-debar.
            ”Vika, Ian. Sorri aku tinggal dulu ya, mau ke kamar mandi.” Arin pamit.
Sesaat kami saling terdiam. Aku pun mulai salah tingkah dekat ian.
            Aku mencoba memberanikan diri ”Ehmm, ian. Soal yang tadi pagi thanks ya! Kalau ga ada kamu mungkin aku bisa telat.”  
            ”Iya sama-sama. Aku senang kok bisa nolong kamu juga bisa dekat sama kamu kayak sekarang.”
Hafft! Apa aku gak salah dengar? Ian senang dekat sama aku. Mungkin gak dia juga suka sama aku. Tapi aku gak tahu! Semoga saja dia juga suka sama aku. Kalau itu benar terjadi hidupku akan terasa lengkap indahnya karna dia. Aku membayangkan andai semua itu benar terjadi.
            ”Vika.. kamu manis juga ya!” pujinya padaku.
“kamu bisa aja, ian. Tapi makasih atas pujiannya.”
”Hmm.. aku boleh nanya sesuatu ga ke kamu?”
”Apa? Tanya aja.”
”kamu udah punya pacar?” Tanyanya.
kok pertanyaannya itu sih.”
”Aku Cuma ingin tahu aja. Tapi kalau ga mau jawab juga ga apa-apa.”
”Bukan gitu. Aku Cuma heran aja kamu nanya kayak gitu ke aku. Aku.. belum punya pacar kok.”
”Oh! Tapi kalau ada seorang cowok yang suka dan mau nembak kamu gimana?”
”ya gimana? Aku juga bingung. Kalau aku juga suka sama dia mungkin aku terima tapi kalau nggak, kita kan masih bisa jadi teman. Emangnya siapa?” balasku.
”Kalau aku gimana??”
”kamu? Jangan bercanda dong, ga lucu tahu!”
”aku serius, vik. Aku suka dan sayang sama kamu sejak lama. Tapi aku ga berani bilangnya ke kamu.”
Zggh! Rasanya dunia seakan berhenti berputar. Rasa senang, kaget, bingung, semuanya jadi satu. Thanks god! Kau telah menjawab doa-doaku selama ini. Ian juga suka sama aku.
            ”terus kenapa kamu ngomong semua ini sekarang?” tanyaku ingin tahu.
            ”Aku sadar harus ngasih tahu semuanya ke kamu sebelum terlambat. Aku takut kehilangan kamu, vik.”
            ”aku bingung, ian..”
Ian menatap mataku dalam-dalam meyakinkanku akan ketulusannya dan harapannya yang besar padaku.
            ”ian.. Sebenarnya aku, aku juga suka sama kamu.”
            ”Beneran, vik?”
Aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya.
Ian menggenggam tanganku erat-erat ”makasih ya ,vika. Aku janji ga akan ngecewain kamu dan kupastikan hari ini akan jadi hari terindah yang akan kita ingat selalu. Karna aku ingin ada disampingmu dan membahagiakanmu di waktu yang tersisa ini. Aku janji ,vik.”

***
Kubuka secarik kertas dari ian:
            Vika, pulang sekolah tunggu aku ya! Aku mau ngajak kamu jalan-jalan.
                                                            
***
Lengkap sudah kebahagiaanku hari ini Seharian bersama ian. Pulang sekolah ian membawaku ke tempat-tempat indah yang belum pernah ku kunjungi sebelumnya. Ian benar-benar membuatku menjadi tuan putri sehari baginya. Ian benar-benar membuatku semakin menyayanginya. Terima kasih untuk hari ini ,ian.

***
Pukul 00:00 WIB.
Ian mengirim sms: aku sayang kamu vika. Terima kasih telah memberiku kesempatan menjadi kekasihmu. Walaupun hanya sesaat tapi iu sangat berarti untukku.terima kasih juga untuk hari ini yang indah bagiku, aku kan mengingatnya selalu dan kamu akan selalu dihatiku.
Aku tak begitu mengerti makna sms dari ian, tapi besok aku akan coba tanyakan padanya.

***
Kini aku mengerti arti dari semua kata-kata ian padaku juga tatapannya yang mengisyaratkan sejuta arti, ada makna yang tersirat yang ingin ian beri tahu padaku. Ian tahu semua yang akan terjadi padaku itu yang menjadi ketakutannya akan kehilanganku. Tapi ia juga memberikanku kenangan terakhir yang sangat indah di sisa waktuku.
Inilah kuasa tuhan atas hidupku, dari-nya lah kita berasal dan kepadanya lah kita kembali. Pagi hari saat aku akan berangkat sekolah, aku menjadi korban tabrak lari sebuah mobil. tidak jauh dari rumahku. Seragam putih abu-abu ku penuh dengan darah, orang-orang yang melihatnya mencoba membawaku ke rumah sakit. Tapi kehendak tuhan tak ada yang bisa mencegah, nyawaku tak bisa diselamatkan setelah mengalami pendarahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar